Fertilisasi in vitro, kadang-kadang dikenal sebagai bayi tabung, adalah teknik pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh atau laboratorium. Perawatan IVF Proses pembuahan dimulai ketika sperma yang dikumpulkan dari ayah dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari ibu.
Prosedur ini dilakukan di laboratorium khusus. Selanjutnya sel telur yang berhasil dibuahi akan berkembang menjadi embrio. Perkembangan embrio akan terlacak hingga hari kelima. Jika embrio ditentukan untuk berkembang, maka embrio tersebut akan ditanamkan di dalam rahim ibu.
Sekalipun Anda memiliki peluang keberhasilan yang baik, banyak faktor yang dapat menyebabkan program IVF Anda gagal, termasuk usia sel telur, reaksi tubuh ibu, kualitas embrio yang rendah, kelainan kromosom pada embrio, gaya hidup yang tidak sehat, dan kegagalan implantasi.
Penyebab Bayi Tabung Gagal
- Usia sel telur
Usia sel telur menjadi salah satu penyebab kegagalan bayi tabung. Usia sel telur ditentukan oleh usia ibu, yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas.
- Reaksi tubuh
Prosedur bayi tabung juga harus sesuai dengan reaksi tubuh Anda. Kegagalan bisa saja terjadi jika reaksi tubuh selama siklus bayi tabung tidak konsisten.
- Kualitas embrionya rendah.
Kualitas embrio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan program bayi tabung. Kualitas embrio mungkin terlihat bagus di laboratorium, namun saat dimasukkan ke dalam rahim, embrio tersebut mengandung cacat yang menyebabkannya mati dan tidak dapat tumbuh.
- Kelainan Kromosom Embrio
Embrio dengan kelainan kromosom adalah risiko lain yang berkontribusi terhadap kegagalan IVF. Kelainan kromosom, yang menyebabkan kegagalan implantasi dan keguguran selama prosedur IVF, sering terjadi.
- Cara Hidup yang Tidak Sehat
Kelebihan berat badan, merokok, atau minum alkohol dapat menyebabkan kegagalan program bayi tabung.
- Kegagalan Implantasi
Kegagalan program bayi tabung mungkin disebabkan oleh kerusakan implan atau kegagalan perlekatan embrio.