Kontaminan lingkungan diketahui berperan dalam terjadinya infertilitas pada organ reproduksi, menurut penelitian. Wanita yang menjalani program bayi tabung memiliki kemungkinan lebih kecil untuk hamil ketika mereka terpapar polusi udara yang lebih besar, khususnya NO2 yang dihasilkan oleh kendaraan dan truk. Perempuan dan sistem reproduksinya bukanlah satu-satunya pihak yang terkena dampak polusi udara. Kualitas udara yang buruk juga berdampak pada sel sperma pria.
Kesimpulannya, polusi udara meningkatkan kemungkinan infertilitas melalui cara-cara berikut:
- Ini menurunkan cadangan ovarium dan menurunkan kualitas sel telur pada wanita. Masalah menstruasi dan menstruasi tidak teratur juga dikaitkan dengan risiko polusi udara yang lebih tinggi.
- Ini menurunkan jumlah sperma pada pria. Kualitas sperma menurun, yang mungkin berdampak pada kualitas embrio.
- Polusi udara mempunyai dampak besar terhadap perkembangan janin pada ibu hamil, termasuk berat badan lahir rendah, kelainan kelahiran, keguguran, lahir mati, dan kelahiran prematur.
- Pada anak-anak yang dihasilkan. Ketika seorang wanita hamil terpapar polusi udara, gamet janin yang sedang berkembang (sel kelamin—sel sperma atau folikel ovarium) mungkin terpengaruh. Artinya, perubahan tersebut dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.